Uji slump dilakukan untuk mengetahui workability ( kemudahan pengerjaan ) dan konsistensi campuran beton. Uji slump dilakukan pada setiap campuran adukan beton untuk mengetahui campuran tiap adukan sama atau tidak. kan tidak lucu kalau kekuatan beton tidak seragam, bisa – bisa runtuh sebagian. Beton yang baik sangat berguna saat membangun rumah
Kelebihan uji slump selain murah dibandingkan uji lab , juga hasil nya bisa didapat dengan cepat. Jadi bila hasil slump tes kurang bagus maka adukan beton masih bisa di ubah dengan penambahan semen atau air. Biasanya slump tes digunakan untuk mengetahui kemudahan pengerjaan dan cumpuran beton itu sendiri. seperti campuran air, semen, agregat halus dan kasar apakah sudah sesuai. Dalam suatu konstruksi bangunan, beton merupakan bagian yang penting. Oleh karena itu, analisa dan penelitian terhadap materi dan proses terbentuknya beton sangat dibutuhkan. Salah satu analisa yang dilakukan ketika dilakukan pengecoran adalah dengan melakukan slump test. Pengujian Slump Test pada beton plastis dengan ukuran agregat maksimum 37,5 mm sebelumnya tidak ada ketentuan maksimum ukuran agregat kasarnya.
Workability beton segar pada umumnya diasosiasikan dengan :
- Homogenitas atau kerataan campuran adukan beton segar (homogenity)
- Kelekatan adukan pasta semen (cohesiveness)
- Kemampuan alir beton segar (flowability)
- Kemampuan beton segar mempertahankan kerataan dan kelekatan jika dipindah dengan alat angkut (mobility)
- Mengindikasikan apakah beton segar masih dalam kondisi plastis (plasticity)
Slump test bertujuan untuk untuk memantau homogenitas dan workability (kemudahan pengerjaan beton segar) adukan beton segar dengan suatu kekentalan tertentu yang dinyatakan dengan satu nilai slump. Alat yang digunakan untuk pengujian slump dinamakan Kerucut Abrams yang terbuat dari logam. Campuran beton yang terlalu cair dapat menyebabkan mutu beton menjadi rendah dan lama mengering. Sedangkan campuran beton yang terlalu kering dapat menyebabkan adukan tidak merata dan sulit untuk dicetak. Pengujian slump test dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan (saat dilakukan pengecoran).
Faktor yang mempengaruhi slump tes
- Sifat material seperti sifat kimiawi, kehalusan, distribusi ukuran partikel, kelembaban bahan dan suhu bahan saat dicampur
- Bahan agregat kasar dan halus seperti ukuran, tekstur, ratio campuran, kebersihan dan kadar air agregat halus dan kasar
- Ratio semen dan air
- urutan penambahan
- kadar udara dalam beton
- Metode dan peralatan batching beton,
- Proses transportasi
- Suhu beton
- Pengambilan sampel beton, teknik uji kelesuan dan kondisi alat uji
Alat untuk slump tes
- slump cone atau kerucut slump dengan tinggi 30 cm diameter atas 10 cm diameter bawah 20 cm
- tongkat atau batang untuk menusuk
- tatakan biasanya triple
Tata cara dan tahapan slump tes
Uji slump dilakukan untuk mengetahui workability ( kemudahan pengerjaan ) dan konsistensi campuran beton. Uji slump dilakukan pada setiap campuran adukan beton untuk mengetahui campuran tiap adukan sama atau tidak. kan tidak lucu klo kekuatan beton tidak seragam, bisa – bisa runtuh sebagian. Beton yang baik sangat berguna saat membangun rumah
Kelebihan uji slump selain murah dibandingkan uji lab , juga hasil nya bisa didapat dengan cepat. Jadi bila hasil slump tes kurang bagus maka adukan beton masih bisa di ubah dengan penambahan semen atau air
biasanya slump tes digunakan untuk mengetahui kemudahan pengerjaan dan cumpuran beton itu sendiri. seperti campuran air, semen, agregat halus dan kasar apakah sudah sesuai
Faktor yang mempengaruhi slump tes
- Sifat material seperti sifat kimiawi, kehalusan, distribusi ukuran partikel, kelembaban bahan dan suhu bahan saat dicampur
- Bahan agregat kasar dan halus seperti ukuran, tekstur, ratio campuran, kebersihan dan kadar air agregat halus dan kasar
- Ratio semen dan air
- urutan penambahan
- kadar udara dalam beton
- Metode dan peralatan batching beton,
- Proses transportasi
- Suhu beton
- Pengambilan sampel beton, teknik uji kelesuan dan kondisi alat uji
Alat yang dibutuhkan untuk slump tes
- slump cone atau kerucut slump dengan tinggi 30 cm diameter atas 10 cm diameter bawah 20 cm
- tongkat atau batang untuk menusuk
- tatakan biasanya triple
Langkah-langkah uji slump
-
Basahi cetakan dan letakkan di atas permukaan datar, lembab, tidak menyerap air dan kaku. Cetakan harus ditahan secara kokoh di tempat selama pengisian, oleh operator yang berdiri di atas bagian injakan. Dari contoh beton yang diperoleh menurut Butir 6, segera isi cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis sekira sepertiga dari volume cetakan. Sepertiga dari volume cetakan slump diisi hingga keketebalan 67 mm , dua pertiga dari volume diisi hingga ketebalan 155 mm.
-
Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang pemadat. Sebarkan penusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan. Untuk lapisan bawah akan ini akan membutuhkan penusukan secara miring dan membuat sekira setengah dari jumlah tusukan dekat ke batas pinggir cetakan, dan kemudian lanjutkan penusukan vertikal secar spiral pada seputar pusat permukaan. Padatkan lapisan bawah seluruhnya hingga kedalamannya. Hindari batang penusuk mengenai pelat dasar cetakan. Padatkan lapisan kedua dan lapisan atas seluruhnya hingga kedalamannya, sehingga penusukan menembus batas lapisan di bawahnya.
-
Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas, lebihkan adukan beton di atas cetakan sebelum pemadatan dimulai. Bila pemadatan menghasilkan beton turun dibawah ujung atas cetakan, tambahkan adukan beton untuk tetap menjaga adanya kelebihan beton pada bagian atas dari cetakan. Setelah lapisan atas selesai dipadatkan, ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan cara menggelindingkan batang penusuk di atasnya. Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara mengangkat dalam arah vertikal secara-hati-hati. Angkat cetakan dengan jarak 300 mm dalam waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau torsional. Selesaikan seluruh pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan tanpa gangguan, dalam waktu tidak lebih dari 2 ½ menit.
-
Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump dengan menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian pusat permukaan atas beton. Bila terjadi keruntuhan atau keruntuhan geser beton pada satu sisi atau sebagian massa beton , abaikan pengujian tersebut dan buat pengujian baru dengan porsi lain dari contoh.
Fungsi Slump Tes
- Untuk mengetahui viskositas dan workabilty dari beton tersebut
- Untuk mengetahui apakah campuran beton telah sesuai dengan yang direncanakan
- Untuk Mengetahui mutu beton itu sendiri